MANEJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY”E”
DENGAN POST OPERASI
KISTA OVARIUM
DI RSUD LABUANG
BAJI MAKASSAR
TANGGAL 6 S/D
8 MARET 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah
Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Di Program Studi
Kebidanan STIkes YAPIKA Makassar
Oleh
ANGGUN FITRANI
08.03.A.003
PROGRAM STUDI DIII ILMU KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAPIKA MAKASSAR
TAHUN 2012
HALAMAN PERSETUJUAN
MANEJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY”E”
DENGAN POST OPERASI
KISTA OVARIUM
DI RSUD LABUANG
BAJI MAKASSAR
TANGGAL 6 S/D
8 MARET 2012
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan
Tim penguji ujian penelitian STIKes YAPIKA Makassar
Pada hari Rabu Tanggal 11 bulan 04 Tahun 2012
Pembimbing I pembimbing
II
Orvianti
S.ST,M.Kes Ir.H.TahirBurhan MSc,ph.D
Mengetahui :
Ketua STIKes YAPIKA Makassar
H. Abidin Yaman,
SKM.,M.Ke
HALAMAN PERSETUJUAN
MANEJEMEN ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY”E”
DENGAN POST OPERASI
KISTA OVARIUM
DI RSUD LABUANG
BAJI MAKASSAR
TANGGAL 6 S/D
8 MARET 2012
Yang disusun dan
diajukan oleh :
ANGGUN FITRIANI
08.03 A.003
Telah Dipertahankan
Di depan Tim Penguji
Pada
Hari : RABU
Tanggal : 11-04-2012
Telah diperbaiki dan
telah memenuhi syarat
Pembimbing
1. Orvianti
S.ST,M.kes ( )
2. Ir.H.
Tahir Burhan MSC,ph.D ( )
Penguji
1.
Hj.
Muliyati,S.ST,.SKM,M.Kes. ( )
Diketahui Disahkan
oleh
Ketua STIkes YAPIKA Makassar Ketua Prodi Kebidanan
H. Abidin
Yaman, SKM.M.Kes Hj. Ramlah Bahar, S.ST
PERNYATAAN KARYA
TULIS ILMIAH
Dengan
ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya/gelar kesarjanan di suatu
Perguruan Tinggi, dan Dengan ini saya sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar
pustaka.
Apabila
saya melanggar pernyataan ini, maka saya dapat dituntut atau dicabut gelar ahli
madya yang telah say peroleh.
Makassar,………2012
( ANGGUN FITRIANI )
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdullah
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa,karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ini
Karya
Tulis ini merupakan hasil dari Asuhan
Kebidanan pada Ny “E” Dengan Post Operasi Kista Ovarium Hari I s/d III Di Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Dengan
penyempurnaan KTI ini, telah banyak bantuan pemikiran dan petunjuk yang penulis
peroleh . oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
tidak terhingga kepada :
1. Bapak Ir. H.Tahir Burhan, MSC,ph.D
selaku Ketua Yayasan STIKes YAPIKA Makassar
2. Bapak H. Abidin Yaman, SKM, M.Kes,
selaku Ketua STIKes YAPIKA Makassar.
3. Ibu Hj. Ramlah Bahar,S.ST,
selaku ketua prodi kebidanan D III STIKes YAPIKA Makassar.
4. Ibu Orvianti S.ST,M.Kes
sebagai pembimbing I dengan tulus ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan penyusunan Karya tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Ir.H.Tahir Burhan MSC,ph. D Sebagai
pembimbing II yang telah mengarahkan penulis dalam penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Ibu Hj. Muliyati,S.ST,.SKM,M.Kes sebagai penguji dalam karya Tulis Ilmiah ini
7. Dosen dan staf Program D III Kebidanan STIKes
YAPIKA Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang tak
ternilai harganya.
8. Kepala
Rumah Sakit RSUD Labuang Baji Makassar yang telah memberikan izin untuk
pengambilan data di ruang Ginekologi dan Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah
Labuang Baji Makassar.
9. Terimakasih
yang tak terhingga buat Ayahanda
H.Akarim H.Rajmad dan Ibunda
Hj.Sulawati yang tercinta yang telah mendidik, mengasuh dan memberi spirit
dan do’a hingga penulis dapat menyelesaikan studi, dan kepada kakak ku Nurmayani dan adik-adik ku
tersayang Arissuandi, M.Arfah, Riska
Meylita, dan Rizky. Yang telah banyak memberi bantuan baik secara moral
maupun spirit . semoga Allah SWT memberikan imbalan setimpal.
10. Terimakasih
buat teman-teman pondokan ku Asrama NILA, yang telah memberikan dukungan,
semangat dan do’anya kepada penulis.
11. Terimakasih
kepada kakaknda tersayang yang telah memberikan semangat, do’a dan dukunganya
sehingga penulis dapat menyelesaikan ini semua dengan baik.
12. Terimakasih
buat sahabat-sahabat dekatku Wiwi miss
lebay, Juhana miss ukha-ukha,Fariani miss coki-coki,Rahmi miss Enrekang, Endang
Tator,Unha bottolo, Chece bantaeng,Serlyanti Deso karena mereka telah
memberikan spirit, motivasi dan dukungan kepada penulis selama proses
perkuliahan dan dalam penyusunan karya tulis ini, serta semua rekan-rekan DIII
Kebidanan khususnya angkatan 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terimakasih atas bantuan dan kerja samanya yang baik selama penulis
mengikuti pendidikan.
Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kebidanan dan semoga Allha Yang
Maha Esa memberikan hikmat dan petunjuk guna pemanfaatan Karya Tukis Ilmiah
ini.
Makasaar,Maret
2012
Penulis
BIODATA
PENULIS
A. Identitas
1.
Nama :
ANGGUN FITRIANI
2.
Nim :
08.03.A.0O3
3.
Jenis Kelamin :
Perempuan
4.
Tempat / Tanggal Lahir : soro, 27 April 1990
5.
Suku / Bangsa :
Bima, Dompu / Indonesia
6.
Agama :
Islam
7. Alamat : Jl.Sultan
Alauddin, Menuruki no 4 Makassar
B. Riwayat
Pendidikan
1.
Tamat SD tahun 2002
2.
Tamat SMP / Sederajat tahun 2005
3.
Tamat SMA / Sederajat tahun 2008
4.
Mengikuti Pendidikan Prodi Kebidanan STIKes
YAPIKA Makassar
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
PERNYATAAN PERSETUJAAN ………………………………… ii
PERNYATAAN PENGESAHAN …………………………………. iii
PERNYATAAN KARYA TULIS ILMIAH …………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………. v
BIODATA PENULIS ………………………………………………. Vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………… vii
TAFTAR TABEL …………………………………………………..... x
DAFTAR GAMBAR
………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang ……………………………………………… 1
B. Ruang
Lingkup ……………………………………………. 3
C. Tujuan
penulisan ……………………………………………. 4
1. Tujuan
umum ……………………………………………. 4
2. Tujuan
khusus …………………………………………… 4
D. Manfaat
Penulisan …………………………………………… 5
E. Metode
Penulisan ……………………………………………. 6
F. Sistematika
penulisan ……………………………………….. 8
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan
Umum Tentang Ovarium ………………………… 11
1. Anatomi
ovarium …………………………………………. 11
2. Fungsi
ovarium …………………………………………… 11
B. Tinjauan
Khusus Tentang Kista Ovarium ………………… 13
1.
Pengertian kista ovarium ………………………………... 13
2.
Etiologi …………………………………………………….. 14
3. Sifat
………………………………………………………... 16
4. Klasifikasi
…………………………………………………. 17
5.
Patofisiologi ………………………………………………. 23
6.
Gejala klinik ………………………………………………. 24
7.
Diagnose ………………………………………………….. 25
8. Komplikasi
………………………………………………… 26
9.
Penatalaksanaan …………………………………………. 27
C. Tinjauan
Umum Tentang Proses Manejemen Asuhan
Kebidanan ………………………………………………….. 30
1. Pengertian
Asuhan Kebidanan ……………………….. 30
2. Tahapan
Asuhan Kebidanan …………………………. 30
D. Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan …………………. 33
BAB III
STUDI KASUS ……………………………………………… 36
1. Langkah
I: Pengkajian Dan Analisa Data Dasar ………... 36
2. Langkah
II: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual …….. 43
3. Langkah
III: Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual ………. 44
4. Langkah
IV: Identifikasi Perlunya Tindakan
Segera/Kolaborasi …………………………………………….. 44
5. Langkah
V: Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan ……… 45
6. Langkah
VI: Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan ………. 48
7. Langkah
VII: Evaluasi Asuhan Kebidanan …………………. 50
8. Pendokumentasian
Hari Ke I ………………………………… 51
9. Pendokumentasian
Hari Ke II ………………………………… 54
10. Pendokumentasian
Hari Ke III ……………………………….. 57
BAB IV PEMBAHASAN
………………………………………………. 60
BAB V PENUTUP
…………………………………………………….. 66
A.
KESIMPULAN …………………………………………………. 66
B. SARAN
…………………………………………………………. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
Tabel 1. Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan ………………… 35
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Anatomi ovarium
…………………………………….. 12
Gambar 2. Kista ovarium ……………………………………….. .. 13
Gambar 3. Kista ovarium dan rahim normal
………………….. .. 14
Gambar 4. Kista folikel
………………………………………….. .. 18
Gambar 5. Kista stain leventhal
………………………………… 19
Gambar 6. Kistadenoma ovarii musinosum ……………………. 21
Gambar 7. Kista dermoid ………………………………………… 23
Gambar 8. Makanan Sesuai
gizi seimbang ……………………..
DAFTAR
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. PENCEGAHAN
INFEKSI
2. NUTRISI
3. USULAN JUDUL
4. FOTO PENDOKUMENTASIAN
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
5. USULAN JUDUL KARYA
TULIS ILMIAH
6. PERMOHONAN
PENGAMBILAN DATA
7. SURAT KETERANGAN
8. LEMBAR KEGIATAN
KONSULTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kista merupakan
gangguan saluran reproduksi yang di
temukan pada wanita usia produksi. Penyakit ini awalnya tanpa gejala dan tanpa
menimbulkan keluhan, penderita baru merasakan adanya gejala pada stadium lanjut
sehingga merupakan salah satu penyebab kematian kanker ginekologi. (http:// www.indomedia.
Com. Online diakses 29 februari 2012
Merurut
WHO Sejak tahun 2001 diperkirakan jumlah
penderika kista ovarium di Amerika Serikat sebanyak 23.400 orang dan
diperkirakan yang meninggal sebanyak 13.900 orang (59,4%). Sulitnya mendeteksi
penyakit ini menyebabkan 60 – 70% pasien datang pada stadium lanjut. ( http:// www.republika.co.id.online,
diakses 29 februari 2012.
Menurut
data dari Malaysia pada tahun 2008 terdapat 428 kasus penderita kista ovarium,
dimana terdapat 20% diantaranya meninggal dunia dan 60% di antaranya adalah
wanita karier yang telah berrumah tangga. Sedangkan pada tahun 2009 terdata 768
kasus penderita kista, dan 25% di antaranya meninggal dunia, dan 70% di
antaranya wanita karier yang telah berrumar tangga.(http://www.indomedia.com.online
diakses tanggal 16 maret 2010).
Sedangkan angka kejadian penyakit kista ovarium di
Indonesia tahun 2007 belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan
di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di Rumah Sakit kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30
penderita setiap tahun. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang
mempunyai tingkat kesuburan yang rendah atau intenfertilitas. (http://www.dharmais.co.id/news/content.php, diakses 1 maret
2012.
Berdasarkan
data dari Provinsi Sulawesi Selatan dari bulan Januari sampai Desember 2008
yang berasal dari 17 Rumah Sakit sebanyak 31 penderita yaitu umur 15-24 tahun
sebanyak 3 penderita (9,68%), umur 25-44 tanun sebanyak 17 penderita (54,83%),
umur 45-64 tahun sebanyak 8 penderita (25,81%), dan umur 65 tahun keatas
sebanyak 3 penderita (9,68%). Sedangkan
data dari Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar jumlah penderita ginekologi dari Januari 2010
sampai Februari 2012 sebanyak 1.364 orang, dan yang menderita kista ovarium
sebanyak 109 orang. Di tahun 2010 penderita ginekologi sebanyak 647 orang yang
menderita kista ovarium sebanyak 68 orang (10,5 %). Ditahun 2011 penderita
ginekologi sebanyak 637 orang yang menderita kista ovarium sebanyak 38 orang
(5,9 %) dan dibulan Januari sampai Februari 2012 penderita ginekologi sebanyak
80 orang , yang menderita kista ovarium sebanyak 3 orang (3,7 %). Dari data
tersebut maka didapatkan jumlah penderita kista ovarium terbanyak pada umur
25-44 tahun baik di dapatkan dari pencatatan provinsi Sulawesi selatan maupun Rumah
Sakit Labuang Baji Makassar .
Kista Ovarium paling banyak
terjadi pada usia 22 – 44 tahun. Penyakit ini dapat di cegah dengan mengatur
pola hidup sehat dengan menu seimbang tidak merokok serta berolahraga secara
teratur. Selain itu untuk menurunkan resiko keganasan kista ovarium adalah
dengan menggunakan alat kontrasepsi hormonal. (http://www.lampungpost.com.online.
Diakses 1 maret 2012
Berdasarkan
hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengidentifikasi tentang kista
ovarium melalui karya tulis ilmiah dengan judul “ Menejemen Asuhan Kebidanan
Pada Ny “ E “ Dengan Post Operasi Kista Ovariam dengan mengunakan tujuh langkah
Varney.
B.
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup
penulisan mencakup Menejemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “ E ” Dengan Kista Ovarium Di Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Makassar Tanggal 6 s/d 8 maret 2012
C.
Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny “
E ” Dengan Post Operasi Kista Ovarium Yang
Di Laksanakan Pada Tanggal 6 s/d 8 maret 2012. Dengan menggunakan tujuh langkah
Varney.
2. Tujuan Khusus
a.
Dapat melaksanakan pengkajian dan menganalisa data dasar pada Ny “ E ” Dengan
Post Operasi Kista Ovarium .
b.
Dapat menganalisa dan menginterpretasi data untuk menegakkan diaknosa/masalah
actual pada Ny “ E ” dengan Post Operasi Kista Ovarium
c. Dapat menganalisa dan menginterpretasi data
untuk menegakkan diaknosa/masalah potensial
pada Ny ” E ” dengan Post Operasi
Kista Ovarium.
d.
Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahan masalah pada
Ny ” E ” Dengan Post Operasi Kista Ovarium.
e.
Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny “ E ” Dengan Post Operasi
Kista Ovarium .
f. Dapat melaksanakan tindakan dalam Asuhan Kebidanan yang disusun
pada Ny “E” Dengan Post Operasi Kista Ovarium.
g.
Dapat mengevaluasi hasil Asuhan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny ”E” Dengan
Post Operasi Kista Ovarium .
h.
Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam Asuhan Kebidanan pada
Ny “E” Dengan Post Operasi Kista Ovarium.
D.
Manfaat Penulisan
1. Manfaat
Praktis
Sebagai
masukkan bagi institusi yang berwenang untuk menjadi dasar pertimbangan dalam mengambil
kebijakan khususnya bagi Dinas Kesehatan dalam penyusunan program yang
berkaitan dengan masalah Kista Ovarium.
2. Manfaat ilmiah
Diharapkan
hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya hasana ilmu
pengetahuan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
3. Manfaat institusi
Sebagai
bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam pengembangan konsep tentang
masalah kista ovarium di Institusi Program Studi DIII kebidanan STIKes Yapika
Makassar
4. Manfaat bagi penulisan
a.
Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian ujian akhir dijenjang Pendidikan
Diploma III Kebidanan STIKes Yapika Makassar .
b. Merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam
proses penerapan ilmu pengetahuan yang telah di peroleh khususnya tentang
asuhan kebidanan pada penderita kista ovarium.
E.
Metode Pelulisan
Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut
1.
Studi kepustakaan
Mempelajari
berbagai literatur-literatur yang relevan dan data dari internet dalam
pembahasan karya tulis ini.
2.
Studi kasus
Melaksanakan
studi kasus dengan mengunakan pendekatan pemecahan masalah melalui asuhan
kebidanan yang melipiti: pengkajian, merumuskan diagnose/masalah actual maupun
potensial,melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan,
implentasi, dan evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah di
berikan pada klien dengan kista ovarium. Untuk memperoleh data yang akurat maka
penulis menggunakan teknik:
a. Anamnase
Penulis melakukan Tanya jawab dengan
klien, suami maupun keluarganya ( auto dan allo anamneses ) yang dapat membantu
dalam pemberian keterangan/informasi yang di butuhkan dalam pemberian asuhan
kebidanan.
b. Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi ,auskultasi, dan perkusi.
c. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan diaknostik lainya seperti
ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG) foto rontgen dan lain-lain.
d. Pengkajian
psiko social
Pengkajian psiko social dilakukan
meliputi pengkajian status emosional respon terhadap kondisi yang di alami
serta pola interaksi dengan keluarga , petugas kesehatan dan lingkungan.
3. Studi
dokumentasi
4. Diskusi
F. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari
5 bab sebagai titik tolak pembahasan dan dapat kita lihat secara garis besar
tentang sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB
I: PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
B. Ruang
lingkup pembahasan
C. Tujuan
penulisan
1. Tujuan
umum
2. Tujuan
khusus
D. Manfaat
penulisan
E. Metode
penulisan
F. Sistematika
penulisan
BAB
II :TINJAUAN MASALAH
A. Tinjauan
umum tentang ovarium
1. Anatomi
ovarium
2. Fungsi
ovarium
B. Tinjauan
khusus tentang kista ovarium
1. Pengertian
kista ovarium
2. Etiologi
3. Sifat
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
6. Gejala
klinik
7. Diagnose
8. Komplikasi
9. Penatalaksanaan
C. Proses
Menejemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Proses Menejemen Asuhan Kebidanan
2. Tahapan
dalam Menejemen Asuhan Kebidanan
D. Pendokumentasian
asuhan kebidanan ( SOAP)
BAB
III : STUDI KASUS
Pada bab ini dibahas
tentang pelaksanaan Menejemen Asuhan Kebidanan yang meliputi:
A. Pengkajian
dan Analisa Data Dasar
B. Merumuskan
Diagnose / Masalah Actual
C. Merumuskan
Diagnose / Masalah Potensial
D. Identifikasi
Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi
E. Rencana
Tindakan Asuhan Kebidanan
F. Melakukan
Tindakan Asuhan Kebidanan
G. Evaluasi
Asuhan Kebidanan
BAB
IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini di uraikan tentang kesenjangan antara teori dan fakta Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
BAB
V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.Tinjauan
Umum Tentang Ovarium
1. Anatomi ovarium
Ovarium biasa
disebut dengan indung telur. Ovarium memiliki ukuran kurang lebih sebesar ibu
jari tangan. Kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. ovarium terdiri
dari dua bagian yaitu bagian luar (cortex) dan bagian dalam (medulla). Pada
cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh
darah, urat saraf dan pembuluh limpa. (Kusmiyati Y, dkk, 2009. Hal : 20).
Ovarium terletak disamping kanan-kiri uterus yang
menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja uterus serta
memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu yang sempit dan
lain-lain. (Anatomi, 2008. Hal: 81).
2.
Fungsi ovarium
Indung
telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai
peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (
ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.
Produksi telur pada perempuan sesuai
dengan usia adalah :
a. Saat
bayi lahir : mempunyai sel telur 750.000
b. Umur
6-15 tahun : mempunyai sel telur 439.000
c. Umur
6-25 tahun : mempunyai sel telur 159.000
d. Umur
26-35 tahun : mempunyai sel telur 59.000
e. Umur
35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000
f.
Masa menopause semua telur menghilang.
Fungsi ovarium , yaitu :
a. Fungsi
proliferatif (generatif) yaitu sebagai sumber ovum selama masa reproduksi. Di
ovarium terjadi pertumbuhan folikel primer, folikel de graff, peristiwa ovulasi
dan pembentukan korpus luteum.
b. Fungsi
sekretorik (vegetatif) yaitu tempat pembentukan dan pengeluaran hormone steroid
(estrogen, progesterone dan androgen). (Prawihardjo S, 2010. Hal: 74)
Gambar
1. Anatomi ovarium
B. Tinjauan Khusus Tentang Kista Ovarium
1.
Pengertian kista ovarium.
Banyak
orang yang belum dapat membedakan kista, mioma dan tumor. Tumor
adalah segala penumbuhan jaringan yang berlebihan yang membentuk massa tertentu
di bagian tubuh manapun. Mioma uteri adalah tumor jinak di jaringan otot rahim
(miometrium). Mioma uteri kebanyakan terjadi pada masa reproduksi dan
pembesarannya berkaitan dengan hormon estrogen. Sedangkan
Kista berarti kantong abnormal yang berisi cairan abnormal di seluruh tubuh.
Jadi sebenarnya kista tak hanya bisa tumbuh di indung telur atau di ujung
saluran telur (fimbriae) namun juga di kulit, paru-paru, usus bahkan otak. Bila
produksi cairan di dalam kantong kista bertambah maka kista pun akan membesar,
lambat laun kantong kista menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan
balon yang rawan pecah saat ditiup semakin besar.
Gambar
:2 Kista Ovarium
Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista
ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista
terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid,
produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. (http://fordearest.wetpaint.com.
Diakses tanggal 12 maret 2012)
Gambar
3. kista ovarium dan rahim normal
Sumber :http://www.google.com.kista ovarium
diakses tanggal 11 maret 2012
2.
Etiologi
Sampai
sekarang ini penyebab terjadinya kista ovarium belum sepenuhnya di mengerti,
tetepi beberapa teori menyebabkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen
dan dalam mekanisme umpan balik ovarium – hipotalamus. Beberapa dari literature
menyatakan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel
telur ( folikel ) untuk berovulasi.Folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal dalam melepaskan sel
telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium.
Ada
beberapa Factor Yang Mempengaruhi terjadinya kista ovarium yaitu:
- Usia
- Gaya hidup tidak sehat,
diantaranya :
1. Konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat
tambahan pada makanan
3. Kurang
olah raga
4. Merokok
dan konsumsi alcohol
5. Terpapar
dengan polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
7. Faktor genetik. Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang
berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab
tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau
terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.(http://www.BidanSpot.com.
Diakses tanggal 2 Maret 2012 )
3 . Sifat
Beberapa sifat dari kista adalah
sebagai berikut :
a.
Kista fisiologis
Kista yang bersifat fisiologis lazim
terjadi dan itu normal-normal saja. Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul
volikel dan folikelnya berkembang, dan gambarnya seperti kista. Biasanya kista
tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat di deteksi menggunakan pemeriksaan USG,
dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ksta yang bersifat fisiologis tidak perlu
di operasi, kerena tidak berbahaya dan tidak mentebabkan keganasan, tetepi
perlu di amati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.
b.
Kista patologis ( kanker ovarium )
Kista ovarium bersifat ganas di sebut
juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari
semua kanker ginekologi. Pada yang patologis, pambesaran biasa terjadi relative
cepat yang kadang tidak disadari si penderita, kista tersebut sering muncul
tampa gejala seperti penykit umumnya. Itu sebabnya diaknosa awalnya agak sulit
dilakukan. Kista ganas yang mengarah ke kenker biasanya bersekat – sekat dan
dinding sel tebal dan tidak teratur . Tidak seperti kista fisiologis yang hanya
berisi cairan, kista obnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan
semisolid dan dapat bersifat ganas . (Nugroro T,2012. Hal 102-103).
4 .
Klasifikasi
Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang
benar – benar memuaskan , baik pembagian secara klinis maupun secara patologis
anatomis. Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang
bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus leteum.
Tetepi disamping itu di temukan pula jenis yng betul-betul merupakan neoplasma.
Oleh karena itu tumor kista dari ovarium yang jinak di bagi dalam golongan non
– neoplastik (fungsional) dan golongan neoplastik.
a.
Kista ovarium non – neoplastik (Yatim F. 2008
hal 19).
1)
Kista follikel
Kista
ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi.
Setiap bulan sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum,
disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada massa ini tampaknya sebagai
kista – kista kicil. Tidak jarang ruangan folikel disini dengan cairan yang
banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melibihi sebuah jeruk, kista jenis
ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang – kadang tidak
menunjukan gejala apapun. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut
dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Diagnose
dapat ditentukan dengan palpasi tumor tersebut dan biasanya tidak memerlukan
terapi.
(
Wiknjosatro H.2007 hal 351-352).
Gambar
4: kista folikel
2)
Kista lutein
Kista
ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang diluar kehamilan. Kista leteum
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteumhaematoma. Perdarahan
kedalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan
ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah korpus leteum haematoma, yang
berdinding tipis dan berwarna kekuning – kuningan. Biasanya gejala–gejala yang
di timbulkan sering menyerupai kehamilan ektopik. ( wiknjosastro H.2007 )
3)
Stain levental ovary
Biasanya
kedua ovarium membesar dan bersifat polykisti, permukaan rata, berwarna
keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan mikroskopis akan tampak
tunika yang tebal dan fibrotic. Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam
stadium, tetapi tidak di temukan corpus leteum. Secara klinis memberikan gejala
yang disebut stain – leventhal syndrome dan kelainan ini merupakan penyakit
herediter yang autosomaldominant.
Gambar
5 : kista Stain Leventhal
Sumber
: Wiknjosastro H.2007 hal 354.
4)
Germinalinclusion cyst
Terjadi
oleh karena invaginasi dari epital germinal dari ovarium. Biasanya terjadi pada
wanita tua. Tidak pernah memberi gejala – gejala yang berarti.
b.
Kista Ovarium yang neoplastik
1).
Kistoma Ovarii Simpleks
Kista
ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serus dan berwarna putih. Terapi terdiri atas pengangkatan kista
dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang di keluarkan harus segera di
periksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
2). Kista
denoma Ovaarii Musinosum
Asal
tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Mayer, ia mungkin berasal dari
suatu teroma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen menghalangkan elemen
–elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner. Penangan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada
operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang
normal, biasanya di lakukan pengangkatan ovariam beserta tuba ( salpingo –
ooforektomi ). ( Prawirohardjo S 2008 Hal 355-356)
Gambar
6: kistadenoma ovarii musinosum
Sumber
:wiknjosastro H. 2007 Hal 356.
3) Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada
umumnya kista ini tidak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler meskipun lazimnya berongga satu. Terapi pada umumnya
sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya berhubung dengan lebih besarnya
kemungkinan keganasan, perlu di lakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang
dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu di periksa sediaan yang di bekukan pada
saat operasi untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
4).
Kista Endometrioid
Kista
ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini di
temukan oleh sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubunganyan dengan
endometriosis ovaii.
5).
Kista Dermoid
Sebenarnya
kista dermoid ialah satu terotoma kistik yang jinak dimana stuktur-stuktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epital kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak Nampak lebih
nenonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tidak ada ciri-ciri
yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih, keabu-abuan dan
agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat.
Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
ruangan-ruangan kecil dalam dindingnya.
Gambar
7: kista dermoid
Sumber
: wiknjosastro H. 2007 hal 361.
5. Patofisiologi
Fungsi
ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu harmon tersebut
bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal
jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. (Corvin,
E.J 2008 hal 649).
6.
Gejala klinik
Kebanyakan
wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gajala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
a.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa
1).
Rasa nyeri yang menetap dirongga panggul disertai rasa agak gatal
2).
Rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri rongga panggul kalau tubuh bergerak.
3).Rasa nyeri segera lebur begitu siklus
menstruasi selesai. Perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin
perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek, atau mungkin tidak keluar
darahmenstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
4). Perut membesar.
5).
Pemeriksaan fisik untuk mengefaluasi apakah ada pembesaran kista.
6).
Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit perut.
Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi
obstipasi atau sering berkemih.
7).
Nyeri saat bersanggama.
b.
Pada stadium lanjut
1). Asites
2).
Peyebaran ke omentum ( lemak perut ) serta organ-organ lain dalam rongga perut
(usus dan hati )
3). Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan.
4). Ganguan buang air besar dan kecil.
5). Sesak nafas akibat penumpukan cairan di
rongga dada. (Lutan Delfi, Dr 2009).
7.
Diagnosa
Apabila
pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan atau di
rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya ( besarnya, lokalisasi,
permukaan,konsistensi,apakah dapat digerakan atau tidak).perlulah di tentukan
jenis temor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri,
terpisah dari tumor.
Beberapa
cara yanag dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnose adalah:
a. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat
berguna untuk menentukan apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak,
serta untuk menentukan
sifat-sifat tumor ini.
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat di tentukan letak dan batas
tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik aatau solid, dan dapat puladi bedakan antra cairan dalam rongga
perut yang bebasdan yang tidak.
c. Foto
Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks.
d. Parasintesis.
Fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites.
( wiknjosastro, H. 2007 hal 345-350 ).
8.
Komplikasi
Komplikasi
– komplikasi yang daoat terjadi pada kista ovarium adalah :
a.
Perdarahan kedalam kista, biasanya terjadi
sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista dan
menimbulkan gejala-gejala klinik minimal. Akan tetapi apabila perdarahan
terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi cepat
dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
b.
Putaran tangkai, dapat terjadi pada tumor
bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan
gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
c.
Robek dinding kista, terjadi pada torsi
tangkai akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau
pukulan pada perut,dan lebih sering pada waktu persetubuhan.
d.
Perubahan keganasan .( Wiknjosatro, H. 2007
hal 348 ).
9. Penatalaksanaan
Kebanyakan
pasien dengan kista ovarium berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan
pengobatan. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan :
a.
Pendekatan
Jika
wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa
gejala, dan hasil USG menunjukan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan
pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulang secara periodic
untuk melihat apakah ukuran kista membesar.
b.
Pil kontrasepsi
Jika
terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan
kista.
c.
Pembedahan
Jika
kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin membesar,
lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2
tindakan pembedahan yang utama yaitu: laparaskopi dan laparatony.
d.
Prinsip pengobatan kista dengan operasi
adalah sebagai berikut :
1). Apabila
kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram tidak
terlihat tanda-tanda keganasan,biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga
panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah
dengan geris rambut kemaluan.
2).
Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista
dilakukan dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total.
Dengan cara laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami
proses keganasan (kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi
sekalian mengangkat ovarium dan saliran tuba, jaringan lemak sekitar serta
kelenjar linfe.
(Fizal
yatim,dr 2008).
e. Perawatan luka insisi / pasca operasi
Beberapa
prinsip yang perlu diimplementasikan antara lain :
1).
Balutan dari kamar operasi dapat dibuka pada hari pertama pasca operasi .
2). Klien
harus mandi shower bila memungkinkan.
3). Luka
mengeluarkan eksudat cair atau tembus ke pakain, pembalutan luka harus di ulang
bila tidak kemungkinan luka akan terbuka.
4).
Luka harus dikaji setelah operasi dan kemudian setiap hari selama masa pasca
operasi sampai ibu diperolehkan pulang atau rujuk.
5).
Bila luka perlu dibalut ulang, balutan yang di gunakan harus yang sesuai dan
tidak lengket.
6).
Pembalutan dilakukan dengan tehnik aseptic. ( Johnson R, 2008 ).
f.Keputusan
untuk membuka jahitan, klip atau staples dibuat sesuaidengan hasil pengkajian.
Jahitan dibuka jika sudah sembu, sering kali
5 – 10 hari pasca operasi.
Jahitan yang dibiarkan terlalu lama dapat memperlambat penyembuhan luka. (
Johnson R. 2008 ).
g. Perawatan
pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen. Penurunan tekanan intra- abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar, biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat di cegah sampai suatu tingkat
dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.
( smeltzer dan Bare 2009 ).
C.
Tinjauan Umum Tentang Proses Manejemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Prose
Asuhan Kebidanan adalah suatu proses pemecahan masalah untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan – penemuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk mengembalikan keputusan yang
terfokus pada klien.
( simatupang,
E.J. 2008, hal 121 )
2. Tahapan Asuhan Kebidanan
Adapun
tahapan-tahapan asuhan kebidanan menurut varney Helen adalah :
a. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Kegiatan
berupa pengambilan data lengkap baik itu dari klien sendiri atau keluarga (
data objektif ) maupun dari hasil pemeriksaan ( data objektif )untuk menilai
keadaan klien. Data ini termasuk riwayat kesehatan klien ( melalui anamneses ),pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, serta laporan dan keterangan lain yang
berhubungan dengan kondisi klien.
b. Langkah II. Menurut Diagnosa / Masalah
Aktual
Pada tahap ini merupakan pengembangan dari interpretasi
data dasar yang telah di kumpulkan sebelumnya ke dalam identifikasi yang lebih
spesifik yang mengenai masalah atau diagnose dan merupakan masalah yang
berhubungan dengan apa yang dialami oleh klien. Diagnose adalah hasil analisa
dan perumusan masalah yang diputuskan, dalam menegakan diagnose bidan dengan
mengunakan pengetahuan professional sebagai dasar atau arahan yang mengambil
tindakan.
c. Langkah III. Merumusksn Diagnosa /
Masalah Potensial
Identifikasi
adanya diagnose atau masalah potensial yang dapat muncul dan diagnose atau
masalah yang sudah ada sebelumnya dalam hal ini sikap waspada dan antisipasi
bidan sangat diperlukan bahkan jika bisa mencegah lebih dahulu serta siap untuk
menghadapi kemungkinan yang dapat timbul.
d. Langkah IV. Perlunya Tindakan Segera /
Kolaborasi
Mengambarkan
sifat asuhan kebidanan yang bersifat terus-menerus, dimana diagnose atau
masalah actual
dan potensial yang telah di tetapkan
sebelumnya,
data-data yang di peroleh perlu dievaluasi
kembali untuk memastikan kemungkinan pemberian tindakan dalam situasi emergency
( tindakan segera ) dalam rangka upaya menyelamatkan klien atas indikasi-indikasi
tertentu.
e. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan
Kebidanan
Dikembangkan
berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnose dan problem serta
meliputi data-data tambahan setelah data dasar. Rencana tindakan harus
disetujui oleh klien, karena itu harus di diskusikan dengan klien. Semua
tindakan yang diambilharus berdasarkan rasionaldan diakui kebenarannya serta
harus dianalisa secara teoritis.
f. Langkah VI. Implementasi Asuhan
Kebidanan
Melaksanakan
rencana tindakan secara efisien dan menjanin rasa aman. Implementasi dapat
dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan tim kesehatan
lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien karena akan mengurangi
waktu perawatan dan biaya serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada klien.
g. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Mengetahui
sejauh mana tingkat kebersihan asuhan yang diberikan. Selian terhadap
permasalahan klien, bidan juga harus mengenal apakah rencana yang telah
ditetapkan dapat dilakukan dengan baik atau mungkin timbul masalah baru.( varney
Helen, 2007 hal 113-119 ).
D. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Menurut Helen Verney, alur berfikir
bidan saat menghadapi klien meliputih tujuh langkah, agar diketahui orang lain
apa yang telah dilakukan oleh bidan melalui proses berfikir sistematis maka
pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu :
a. Subjektif (S)
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamneses
sebagai langkah 1 varney.
b. Objektif (O)
Menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes
diagnostic lain yang di rumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan
sebagai langkah 1 varney.
c. Assessment (A)
Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dalam suatu
identifikasi :
1).
Diagnose / masalah actual.
2).
Antisipasi diagnose / masalah potensial.
3).
Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter.
Konsultasi, kolaborasi, dan atau rujukan
sebagai langkah 2,3 dan 4 varney
d. Plenning (P)
Menggambarkan
pendokumentasian dan perencanaan. Tindakan atau implementasi dan evaluasi
berdasarkan assessment sebagai langkah 5,6 dan 7 varney. (simatupang E.J 2006.
Hal 60-61).
Tabel 1 : Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dan
dokumentasian SOAP
Alur Pikir Bidan Pencatatan dari
Asuhan Kebidanan
Proses Manajemen
Kebidanan Pendokumentasian Asuhan
Kebidanan
7 Langkah Varney
|
5 Langkah (Kompetensi Bidan)
|
|
SOAP NOTES
|
1. Pengumpulan Data Dasar
|
Data
|
Subjektif
(Hasil Anamnesis)
Objektif (Pemeriksaan)
|
|
2. Interprestasi Data:
Diagnosis,
Masalah ,
Kebutuhan
|
Assesment/
Diagnosa
|
Assessment
(Analisa dan Interprestasi Data)
a. Diagnosis dan Masalah
b. Diagnosis atau Masalah Potensial
c. Kebutuhan Tindakan Segera
|
|
3. Identifikasi
Diagnosis atau
Masalah Potensial
|
|||
4. Identifikasi
Kebutuhan yang
Memerlukan
Penanganan segera secara Mandiri,
Konsultasi atau
Kolaborasi
|
|||
5. Rencana asuhan :
a. Melengkapi Data:
Tes Diagnostik/
Laboratorium
b. Pendidikan/kons
eling
c. Rujukan
d. Fllow Up
|
Planning
|
Planning (Dokumentasi Implementasi dan
Evaluasi
a. Asuhan Mandiri
b. Kolaborasi
c. Tes Diagnostik/
Tes Laboratorium
d. konseling
e.
Follow up
|
|
6. Pelaksanaan
|
Implementasi
|
||
7. Evaluasi
|
Evaluasi
|
Sumber
:Sumarah, 2008
BAB III
STUDI KASUS
MANEJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”E”
DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSR
TANGGAL 6 s/d 8 MARET 2012
No. Reg :
242821
Tgl. Masuk RS : 3 maret 2012 jam
: 17.49 wita
Tgl. Operasi :
5 maret 2012 jam : 09.30 wita
Tgl. Pengkajian : 6 maret 2012 jam
: 08.30 wita
Langkah
I : Pengkajian dan Analisa Data Dasar
A.Indentitas
ibu / suami
1.
Nama : Ny.”E”
/Tn “M”
2.
Umur : 41
tahun / 43 tahun
3.
Nikah/Lamanya : 1
kali /± 7 tahun
4.
Suku :Toraja / Toraja
5.
Agama : Kristen
/ Kristen
6.
Pendidikan : SD / SMP
7.
Pekerjaan :IRT /
Buruh Harian
8.
Alamat : Jln. A.
Mangerangi 3
B.
Data Biologis
1.
Keluhan utama
Ibu
merasa nyeri pada bekas operasi
2. Riwayat keluhan utama :
a. Nyeri dirasakan setelah operasi pengangkatan kista
ovarium pada tanggal 5 maret 2012
b. Sifat keluhan dirasakan lebih berat jika ibu berbaring
dan bergerak.
c. Usaha klien untuk mengatasinya, ibu berbaring dan
bergerak lebih berhati-hati.
C.
Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual
( AIDS/HIV. Gonorrhoe dan Sifilis )
2. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi,
diabetes mellitus dan keganasan.
D.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak
ada penyakit keturunan
E.
Riwayat Reproduksi
1.
Riwayat haid
a. Menarche :
Umur 13 tahun
b. Siklus :
Tidak teratur
c. Lamanya : 3
hari
d. Tidak ada nyeri haid
2. Riwayat obstetric
a. Infertil
b. Menikah umur :
34 tahun
F.
Riwayat Ginekologi
1. Tidak pernah mengalami operasi sebelumnya
2. Pernah mengalami pengeluaran darah
dari jalan lahir selama 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
3. Nyeri tekan
pada perut sebelah kanan
4. Hasil VT 3 maret 2012 jam 08.00 wita
pada adnexa kanan teraba massa
5. Hasil USG tanggal 4 april 2012 :
tampak ada massa pada adnexa kanan
G. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu
tidak pernah menjadi akseptor KB sebelumnya
H. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1.
Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan
sebelum masuk RS :
a. Pola
makan :
Teratur
b. Frekuensi
makan : 3 x sehari
c. Nasfu
makan : baik
d. Jenis
makanan : Nasi, lauk dan
sayur
e. Minum
: ± 6-8
gelas/hari
Perubahan setelah masuk RS
a. Porsi
makan tidak dihabiskan
b. Jenis
makanan : Bubur dan telur
c. Pola
minum : ± 4 – 6 gelas
2 . kebutuhan eliminasi
Kebiasan sebelum masuk RS
a. BAK : Lancar , warna kuning, dan bau
amoniak
b. BAB : 1x1 , warna kuning, bau khas dan
konsistensi lunak
Perubahan setelah
masuk RS
a.
BAK :
Tidak ada perubahan
b.
BAB :
Tidak ada perubahan
3 . Pola istirahat
Kebiasaan
sebelum masuk RS : Sulit tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah abdomen
Perubahan
setelah masuk RS : Tidak ada perubahan
4. Personal
Hyegine
Kebiasaan
sebelum masuk RS :
a.
Mandi : 2 x sehari
b.
Mengganti pakaian : 2 x sehari
Perubahan setelah masuk RS :
tidak ada perubahan
I. Data Psiko, Sosial, Ekonomi, dan Spiritual
1. Suami dan keluarga senang dengan dilaksanakannya
operasi.
Klien menganggap bahwa operasi merupakan jalan keluar
yang terbaik.
2. Ibu dapat beradaptasi dengan keadaan dan
lingkungannya.
3. Klien mendapat keringanan biaya
perawatan melalui jaminan pelayanan social (JPS)
4. Selama proses operasi
klien hanya dapat berdo,a agar dapat menjalani proses operasi dengan baik
J.
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a. Penampilan umum : Klien masih tampak lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ekspresi wajah : Nampak cemas dan meringis saat bergerak
2. TTV :TD :120/70 mmHg P :20 x/ menit
N : 88 x/ menit S
:36,8 °C
3 Kepala
Inspeksi: Kulit kepala dan rambut bersih
, tidak rontok, tidak ada massa
Palpasi: Nyeri tekan
4. Wajah
Inspeksi: tidak
oedema
Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
5. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan,
sclera tidak ikterus dan konjungtiva merah muda.
6. Hidung
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan secret
Palpasi : Tidak nyeri tekan
7. Mulut dan gigi
Inspeksi : Mulit Nampak bersih dan tidak
kering, tidak caries dan tidak ada gigi tunggal.
8. Telinga
Inspeksi : telinga bersih
9. Leher
Inspeksi : Tidak Nampak pembesaran
kelenjar tyroid, kelenjar linfe dan vena jugularis.
Palpasi : Tidak nyeri tekan
10. Payudara
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan
11. Abdomen
Inspeksi : Tampak luka bekas operasi yang di tutupi
perban.
12. Vulva dan anus
Tampak pengeluaran bercak darah, tidak nampak varises dan
tidak ada oedema.
13. Ekstrimitas atas
-. Tangan
pada lengan kiri terpasang infuse linger laktat ( RL )
14. Ekstrimitas bawah
-.Tungkai
Simetris kiri dan kanan , tidak ada oedema dan varises,
reflex patella kiri/kanan positif ( + )
K.
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 3 maret 2012
Hb 2 jam post operasi : 13 gr %
L. Pengobatan
Ringer laktat (RL) : Dextrosal 5 % (2:1)
Cefotaxime 1 gr/ 12
jam
Inj ranitidine 1 gr/ 12 jam
Inj ketorolac 1 gr/ 8 jam
Asam Traneksamat 1 gr/ 8 jam
Drip metranidazol 0,5 gr / 8 jam
Langkah II : Merumuskan Diagnosa/
Masalah Aktual
Diagnose post operasi hari I dengan
nyeri luka operasi
1.
Post Operasi Kista Ovarium Hari I
a. Data subjektif
keluarga mengatakan Ny “E” Dioperasi tanggal
5 maret 2012
b Data Subjektif
1. Keadaan
umum ibu masih tampak lemah
2. Tanda
– tanda vital : TD : 120/70 mmHg P : 20x/ menit
N : 80 x/ menit S:36, 7°C
c . Analisa dan interpretasi data
Dihitung dari tanggal operasi yaitu pada
tanggal 5 Dan tanggal pengkajian tanggal 6 maka ini termasuk dalam post opertasi hari 1.
2.
Nyeri Luka Bekas Operasi
a. Data subjektuf
ibu
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi
b.Data Subjektif
1.
Ekspresi wajah ibu meringis saat bergerak
2. Tapak terpasang perban pada dearah daerah
abdomen
3. Nyeri tekan pada luka bekas operasi
c. Analisa dan interpretasi
data
Terputusnya kontuinitas
jaringan otot , kulit dan serabut akibat dari regangan otot abdomen yang
berlebihan saat operasi dengan adanya luka ini maka dapat merangsang
ujung-ujung saraf sehinggal timbulrasa nyeri (Wiknjosastro 2007 H.)
Langkah
III : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial
Diagnose
post operasi kista ovarium :
Potensial terjadinya infeksi
1.
Data subjektif
a.
Keluarga menyatakan Ny “E” di operasi tanggal
5 maret 2012
b.
Ibu mengeluh nyeri pada luka bekas operasi
2.
Data objektif
a.
Tampak terpasang perban perut bagian bawah
b.
Nyeri tekan pada bekas operasi
Analisa
dan intrpretasi data
Infeksi
dapat timbul apa bila dalam medan operasi sumber infeksi piogen terbuka ,dan
drainase tidak mencukupi , atau keadaan penderita demikian buruknya , sehingga
ketahanan badan tidak mampu mengatasi infeksi.( wiknjosastro)
Langkah IV : Identifikasi Perlunya
Tindakan Segera dan Kolaborasi
Tidak
ada data yang menunjang
Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan
Kebidanan
Diaknosa
actual
1. Post Operasi Kista Ovarium hari 1
Tujuan
: Masa Post Operasi Kista Ovarium
hari 1
Criteria : a. keadaan umum ibu baik ( TTV dalam
batas normal )
TD :
systole 120-130 mmHg
Diastole 80-90 mmHg
Nadi :
60-80 x/ menit
Suhu :
36-37,5
Pernapasan :
22-24 x/ menit
b.kesadaran composmentis
Rencana
tindakan :
a.
Observasi tanda-tanda vital
Rasional
: tanda-tanda vital merupakan salah satu indicator untuk mengetahui keadaan
ibu.
b.
Penatalaksanaan pemberian cairan perinfus
Rasional
: Pemberian cairan perinfus mengandung eletrolit yang di perlukan oleh tubuh
untuk mencegah terjadinya hipertermia, dehidrasi, dan komplikasi pada organ –
organ
c.
Penetalaksanaan pemberian antibiotic,
analgetik dan vitamin
Rasional
: Cefotaxime merupakan golongan antibiotic yang dapat membunuh mikroorganisme
penyebab infeksi, asam traneksamat merupakan golongan analgetik yang dapat
mengurangi rasa nyeri serta serta tramadol dapat mencegah infeksi, membentuk
sel-sel tubuh dan pembuluh darah serta membantu regenerasi sel-sel dan jaringan
yang rusak
d.
Observasi kandung kemih
Rasional
: Pengeluaran urin harus di perhatikan untuk mengukur keseimbangan antara input
dan output untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan edema paru-paru . selain itu
untuk mendeteksi ada tidaknya retensio urine.
2.
Nyeri
pada daerah bekas Operasi
Tujua
: Nyeri Teratasi
Kriteria : Nyeri berkurang
Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.
Rencana
tindakan :
a.
Jelaskan penyebab nyeri
Rasional
: Dengan mengetahui penyebab nyeri , ibu dapat memahami dan mengerti timbulnya
nyeri yang dirasakan
b.
Anjurkan ibu istirahat yang cukup
Rasional
: Istirahat yang cukup memberikan kesempatan otot dan otak untuk relaksasi
setelah mengalami proses operasi sehingga pemulihan tenaga serta stamina ibu
dapat berlangsung dengan baik
c.
Observasi kandung kemih
Rasional
: Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman pada
penderita
d.
Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional
: Asam traneksamat merupakan golongan analgetik yang dapat mengurangi rasa nyeri
serta tramadol dapat mencegah infeksi, membentuk sel – sel tubuh dan pembuluh
darah serta membantu regenerasi sel – sel dan jaringan yang rusak.
a.
Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini
Rasional
: Mobilisasi dini dapat mencegah terjadinya tromboflebitis dan untuk mempercepat
penyembuhan luka.
3. Diagnosa Potensial : Potensial
Terjadinya Infeksi
Tujuan
: Tidak terjadi infeksi
Criteria
: Tanda – tanda vital dalam Batas
Normal
Pembungkus luka kering dan bersih
Rencana
tindakan :
a.
Observasi tanda – tanda vital
Rasional
: Tanda - tanda vital merupakan salah satu indicator untuk mengetahui keadaan
ibu.
b.
Beri penjelasan tentang personal hygiene
yaitu mengganti pembalut dan pakaian apabila basah / kotor
Rasional
: Dengan melakukan kebersihan diri dapat memberikan rasa nyaman dan mencegah
terjadinya infeksi terutama daerah bekas operasi.
c.
Penatalaksanaan pemberian antibiotic
Rasional
: Cefotaxime, ranitidine, ketorolac merupakan golongan antibiotic yang dapat
membentuk mikroorganisme penyebab infeksi
Langkah VI : Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan
Tanggal
6 maret 2012 jam jam 09.00 wita
Diagnosa actual :
I. Post operasi kista ovarium hari I
a.
Mengobservasi tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu
: 36.7 C
Pernapasan
: 24 x/ menit.
b.
Mengobservasi pemberian cairan per infuse
yaitu RL sebanyak 20 tetes per menit.
c.
Penatalaksanaan pemberian obat – obatan yaitu
cepotaxime 1 gr/12, cetorolac1amp/8jam, ranitidine 1 amp/8 jam, asam
traneksamat 1 gr/8 jam secara intravena.
d.
Mengobservasi kandung kemih : urine sebanyak
300 ml tertampung dalam urine bag.
2. Nyeri
pada daerah bekas operasi
a.
Menjelaskan penyebab nyeri yaitu nyeri daerah
bekas operasi disebabkan karena terputusnya kontiunitas jaringan otot, kulit,
dan serabut saraf akibat dari regangan otat abdomen yang berlebihan.Dengan
adanya luka ini maka rangsangan ujung – ujung saraf sehingga timbullah rasa
nyeri.
b.
Menganjurkan ibu istirahat yang cukup yaitu
tidur siang 1 – 2 jam, tidur malam 7 – 8 jam.
c.
Mengobserfasi kandung kemih : urine sebanyak
300 ml tertampung dalam urine bag.
d.
Penatalaksanaan pemberian obat – obatan yaitu
cefotaxime 1 gr/12 jam, tramadol 1 gr/8 jam , dan asam traneksamat 1 gr/8 jam
secara intravena.
e.
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
3. Diagnose potensial : Potensial
terjadinya infeksi
a.
Mengobservasi tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu :36.7 C
Pernapasan
: 24 x/ menit
b.
Memberikan penjelasan tentang personal
hygiene yaitu sering menganti pembalut dan pakaian bila basah/kotor.
c.
Penatalaksanaan pemberian obat – obatan yaitu
cefotaxime 1 gr/12, ketorolac 1 amp/8 jam, ranitidine 1 amp/8jam, dan asam
traneksamat 1 gr/8 jam secara intravena.
Langkah VII : Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal
6 maret 2012 jam 17.00 wita
1.
Post operasi kista ovarium hari I berjalan
normal ditandai dengan kesadaran ibu composmentis dan TTV dalam batas normal
yaitu :
TD : 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
Suhu
: 36.7°c
Pernapasan
: 24 xs/ menit.
2.
Nyeri belum teratasi ditandai dengan ibu
masih mengeluh nyeri dan belum bisa beradaptasi dengan nyeri.
3.
Tidak ada tanda – tanda infeksi ditandai
dengan keadaan pembungkus luka masih masih dalam keadaan bersih dan kering.
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.” E ”
DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM HARI KE I DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG
BAJI MAKASSAR
TANGGAL
6 MARET 2012
No.
Reg : 242821
Tgl.
Masuk RS : 3 maret 2012 jam : 17.49 wita
Tgl.
Operasi : 5 maret 2012 jam : 09.30 wita
Tgl.
Pengkajian : 6 maret 2012 jam : 08.30 wita
Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data
Dasar
A.Indentitas ibu / suami
1.
Nama : Ny.”E”
/Tn “M”
2.
Umur : 41
tahun / 43 tahun
3.
Nikah/Lamanya : 1
kali /± 7 tahun
4.
Suku :
Toraja / Toraja
5. Agama : Kristen / Kristen
6.
Pendidikan : SD / SMP
7.
Pekerjaan : IRT /
Buruh Harian
8.
Alamat : Jln.
A. Mangerangi
Data
Subjektif
1. Ibu
mengatakan dioperasi tanggal 5 maret 2012
2. Ibu
mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.
Data
objektif
1. Ekspresi
wajah cerah.
2. Tambak
verban kering dan bersih.
3. Nyeri
tekan pada bekas operasi
4. Masih
ada pengeluaran bercak darah pada vulva.
5. Tanda
– tanda vital
TD : 120/80 mmHg Suhu :
36.7° C
Nadi : 80 x/ menit Pernapasan : 20 x/ i
Assesment
:
Post operasi hari I , nyeri
daerah bekas operasi.
Planning
:
Tanggal 7 marat 2012 jam
08.00 wita
1. Mengobservasi
tanda – tanda vital
2. Menganjurkan
ibu tetap istirahat yang cukup yaitu tidur siang, 1-2 jam dan tidur malam 7 –
8.
3. Menganjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan memperhatikan diet selama
perawatan : ibu makan bubur ditambah
dengan buah dan susu
4. Mengobservasi
pengeluaran bercak darah pada vulva : bercak darah sedikit dan warnanya cokelat
tua.
5. Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini : ibu selalu miring kiri dan kanan
6. Mengobservasi
pemberian cairan perinfus : terpasang infus RL sebanyak 20 tetes/menit.
7. Mengobservasi
kandung kemih : urine sebanyak 200 ml tertampung dalam urine bag.
8. Melanjutkan
pemberian obat sesuai aturan yaitu cefotaxime 1 gr/12 jam, asam mitranidazol
3x1,SF 2x1 dan asam traksamat 1 gr/ 8 jam secara intravena : pemberian obat
telah dilakukan
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.” E ”
DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM HARI KE II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG
BAJI MAKASSAR
TANGGAL
7 MARET 2012
No.
Reg : 242821
Tgl.
Masuk RS : 3 maret 2012 jam : 17.49 wita
Tgl.
Operasi : 5 maret 2012 jam : 09.30 wita
Tgl.
Pengkajian : 6 maret 2012 jam : 08.30 wita
Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data
Dasar
A.Indentitas ibu / suami
1.
Nama : Ny.”E”
/Tn “M”
2.
Umur : 41
tahun / 43 tahun
3.
Nikah/Lamanya : 1
kali /± 7 tahun
4.
Suku : Toraja / Toraja
5. Agama : Kristen / Kristen
6.
Pendidikan : SD / SMP
7.
Pekerjaan : IRT /
Buruh Harian
8.
Alamat : Jln.
A. Mangerangi
Data
Subjektif
3. Ibu
mengatakan dioperasi tanggal 5 maret 2012
4. Ibu
mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi.
Data
objektif
6. Ekspresi
wajah cerah.
7. Tambak
verban kering dan bersih.
8. Nyeri
tekan pada bekas operasi
9. Masih
ada pengeluaran bercak darah pada vulva.
10. Tanda
– tanda vital
TD : 120/80 mmHg Suhu
:
36.7° C
Nadi : 80 x/ menit Pernapasan : 20 x/ i
Assesment
:
Post operasi hari II , nyeri
daerah bekas operasi , potensial terjadinya infeksi .
Planning:
Tanggal 7 marat 2012 jam
08.00 wita
9. Mengobservasi
tanda – tanda vital
10. Menganjurkan
ibu tetap istirahat yang cukup yaitu tidur siang, 1-2 jam dan tidur malam 7 –
8.
11. Menganjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan memperhatikan diet selama
perawatan : ibu makan bubur ditambah
dengan buah dan susu
12. Mengobservasi
pengeluaran bercak darah pada vulva : bercak darah sedikit dan warnanya cokelat
tua.
13. Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini : ibu selalu miring kiri dan kanan
14. Mengobservasi
pemberian cairan perinfus : terpasang infus RL sebanyak 20 tetes/menit.
15. Mengobservasi
kandung kemih : urine sebanyak 200 ml tertampung dalam urine bag.
16. Melanjutkan
pemberian obat sesuai aturan yaitu cefotaxime 1 gr/12 jam, asam mitranidazol
3x1,SF 2x1 dan asam traksamat 1 gr/ 8 jam secara intravena : pemberian obat
telah dilakukan.
17. Aff
kateter
PENDOKUMENTASIAN
HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.” E ”
DENGAN POST OPERASI KISTA OVARIUM HARI KE III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL
8 MARET 2012
No.
Reg : 242821
Tgl.
Masuk RS : 3 maret 2012 jam : 17.49 wita
Tgl.
Operasi : 5 maret 2012 jam : 09.30 wita
Tgl.
Pengkajian : 6 maret 2012 jam : 08.30 wita
Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data
Dasar
A.Indentitas ibu / suami
1.
Nama : Ny.”E”
/Tn “M”
2.
Umur : 41
tahun / 43 tahun
3.
Nikah/Lamanya : 1
kali /± 7 tahun
4.
Suku : Toraja / Toraja
5. Agama : Kristen / Kristen
6.
Pendidikan : SD / SMP
7.
Pekerjaan : IRT /
Buruh Harian
8.
Alamat : Jln.
A. Mangerangi
Data subjektif
1. Ibu
mengatakan sudah bisa miring kekiri dan kekanan
2. Ibu
mengatakan nyeri bekas operasi berkurang
Data
objektif
1. Ekspresi
wajah cerah
2. Nyeri
sudah berkurang.
3. Luka
bekas operasi sudah mulai kering
4. Tanda
– tanda vital
TD : 120 x/80 mmHg P : 22
x / menit
N : 80 x/ menit S :
37° C
Assessment
Post operasi hari ke III, nyeri daerah
bekas operasi kista ovarium berkurang
Planning
Tanggal 8 maret 2012 jam 08.00 wita.
1. Mengobservasi tanda – tanda vital :
TD : 120 / 80 mmHg P
: 22x/ menit
N : 80x/ menit S : 37°C
2. Menganjurkan
ibu untuk mobilisasi bertahap : ibu bertahap sudah duduk di tempat tidur dengan
posisi semi fowler.
3. Mengganti
perban luka : ibu bersedia untuk diganti perbanya dan ibu di perbolehkan
pulang.
4. Menghentikan pemberian cairan per
infuse : infuse telah di aff
5. Mengobservasi keadaan luka operasi :
luka operasi sudah mulai kering
6. Member
dukungan moral kepada ibu : ibu merasakan senang dan berterima kasih atas
pemberian dukungan yang diberikan oleh petugas.
7. Menganjurkan
ibu untuk mengkonsumsi obat oral sesuai aturan yaiti cefodroxil 3x1,nevalgin 3
x 1 dan vit C 3x1 : ibu bersedia melakukannya
8. Menganjurkan
control 3 hari kemudian yaitu : pada tanggal 11 maret 2012. Ibu bersedia
control 3 hari kemudian.
10.
Memberikan pengetahuan tentang tanda infeksi pada luka operasi dan nutrisi.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pada
pembahasan ini akan dibahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus
pada pelaksananan menejemen asuhan kebidanan pada Ny “E” dengan post operasi kista ovarium hari ke I
s/d hari ke III di RSUD Labuang Baji Makassar mulai tanggal 6 s/d 8 Untuk memudahkan
pembahasan maka penulis akan menguraikan sebagai berikut :
A.
Pengkajian
Dan Analisa Data Dasar
Pengumpulan data
merupakan proses menejemen asuhan kebidanan yang ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai
kesehatan baik fisik, psikososial dan spiritual. Pengumpulan data di lakukan
melalui anamnesis, pemeriksaaan fisik dengan cara inspeksi , palpasi, perkusi
danauskultasiserta pemeriksaan penunjang yaitu laboratoriumdan pemeriksaan diagnostic.
Pada hal ini penulis tidak menumukan kesenjangan.
Hal ini disebabkan
karena respon ibu dalam memberikan informasi begitu pula dengan keluarga,
bidan, dan dokteryang merawat sehingga penulkis dengan mudah memperoleh data
yang di inginkan. Data di peroleh secara terfokus begitu pada masalah klien
sehingga interfensinya juga lebih terfokus sesuai keadaan klien.
Menurut
teori yang ada bahwa kista ovarium yang ukurannya >5 cm harus di angkat
melalu satu pembedahan dan tak jarang yang tidakdisertai dengan
salpingooforektomi (pengangkatan tuba dan ovrium) atau histeroktomi total.
(pengangkatan uterus secara keseluruhan). Operasi pembedahan ini akan
menyebabkan rasa nyeri pada daerah bekas pembedahan atau seyatan pada dinding
abdomen.
Berdasarkan
studi kasus pada Ny “E” dengan nyeri dearah bekas operasi adalah akibat dari
operasi pengangkatan kista ovarium yang di alami klien pada tanggal 5 maret
2012, sehingga apa yang di jelaskan ada kesenjangan di tinjaan pustaka dengan studi
kasus taampaknya tidak ada kesenjangan antara teori dan studi kasus.
B.
Menurut
Diagnosa / Atau Masalah Aktual
Pada tinjauan pustaka
dilakukan bahwa akibat dari operasi pembedahan atau dengan menyayat atau
mengiris dinding abdomen adalah nyeri pada daerah bekas operasi tersebut akan
dirasakan oleh klien. Sedangkan pada studi kasus Ny ”E.” Dikemukakan nyeri pada
daerah bekas operasi yang dirasakan oleh klien adalah sebagai akibat dari
sayatan dinding abdomen pada operasi penggangkatan kista ovarium.
Dengan demikian ada
kesesuaian antara tinauan teori dan kasus Ny”E”
sehingga diagnose actual dapat ditegakkan dam memudahkan bidan dalam
memberikan asuhan.
C. Identifikasi Diagnosa Masalah Potensial
Berdasarkan tinjauan pustaka menejemen
kebidanan adalah mengidentifikasiadanya masalah potensial yaitu mengantisipasi
jika memungkinkan dan mempersiankan dapat terjadi infeksi apabila tidak
tertangani dengan baik.
Berdasarkan
data yang ada pada studi kasus Ny “E” dilahan praktek dapat di identifikasi
masalah potensial yaitu potensial terjadi infeksi. Dengan demikian penerapan
tinjauan pustaka dan menejem asuhan kebidanan pada studi kasus Ny “E” Nampak
ada persamaan dan tidak di temukan adanya kesenjangan.
D. Perlunya Tindakan Segera Dan Kolaborasi
Berdasarkan data yang memberikan indikasi
adanya tindakan segera dimana harus menyelamatkan jiwa klien. Tindakan tersebut
berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan
keadaan yang dialami oleh klien ataupun konsultasi dengan dokter.
Berdasarkan tinjauan pustaka pada post
operasi kista ovarium tindakan segera dilakukan apa bila ada perdarahan post
operasi,tetapi pada studi kasus Ny” E “ dengan post operasi kista ovarium,
tidak ditemukan indikasi untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi
mengingat keadaan ibu pada saat pelaksanaan menejemen asuhan kebidanan tidak
mengalami perdarahan. Dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan pustaka dan
menejemen asuhan kebidanan pada studi kasus di lahan praktekdan ini berarti
tidak ada kesenjangan.
E. Rencana Asuhan
Pada
manejemen kebidanan suatu rencana tindakan yang komprehensif di tunjukan pada
indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi klien serta hubungannya dengan
masalah yang di alami klien dan juga meliputi antisipasi dengan bimbingan
terhadap klien serta konseling. Rencana tindakan harus di setujui klien dan
semua tindakan diambil harus berdasarkan rasional yang relefan yang diakui
kebenaranya.
Pada Ny “ E “ dengan post operasi kista
oivarium penulis merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose/ masalah
actual dan masalah potensial yaitu opservasi tanda- tanda vital, anjurkan ibu
istirahat yang cukup , anjurkan ibu konsumsi makanan yang bergizi, anjurkan ibu
untuk mobilisasi dini, beri penjelasan tentang personal hygieneyaitu mengganti
pembalut dan pakaian bila basah/kotor , jelaskan penyebab nyeri, observasi
pemberian cairan per infuse, observasi kandung kemih dan penatalaksanan
pemberian antibiotic, analgesic, dan vitamin.
Dari rencana asuhan kebidanan tersebut
yang telah di berikan pada kasus ini ada kesesuaian antara teori dan kasus yang
ada.
F. Implentasi Asuhan Kebidanan
Berdasarkan tinjauan menejemen asuhan
kebidanan bahwa melaksanakan rencana tindakan harus efisien dan menjamin rasa
aman klien. Implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan maupun sebagian
dilaksanakan klien serta kerja sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan
tindakan yang telah direncanakan. Pada studi kasus Ny” E “ dengan post operasi kista ovarium,
semua tindakan yang teleh di rencanakan dapat di laksanakan seluruhnya dengan
baik tampa hambatan karena adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari
klien serta dukungan dari keluarga dan petugas di ruangan perawatan ginekologi
rumah sakit labuang baji Makassar .
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi manejemen asuhan kebidanan
merupakan langkah akhir dari proses manejemen asuhan kebidanan dalam
mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan dengan
criteria yang diidentifikasikan, memutuskan apakah tinjauan telah tercapai atau
tidak dengan tindakan yang sudah diimplementasikan.
Pada tinjauan pustaka, evaluasi yang
berhasil dilakukan adalah pementauan keadaan klien meliputi :
1. Post
operasi kista ovarium berjalan normal ditandai dengan TTV dalam batas normal.
2. Nyeri
teratasi ditandai dengan ibu mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang dan ibu
bisa beradaptasi dengan nyeri
3. Tanda
– tanda tidak di temukan seperti merah, bengkak, nyeri dan panas.
Berdasarkan
studi kasus Ny “ E “ deng post operasi kista ovarium tidak di temuken hal-hal
yang menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka. Oleh karena itu bila
dibandingkan dengan tinjauan pustaka dan studi kasus Ny “ E “ secara garis
besar tidak di temukan kesenjangan.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah
penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek melalui studi
kasus tentang asuhan kebidanan pada Ny “ E “ dengan post operasi kista ovarium
hari I s/d III di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, maka dalam bab ini penulis
menarik kesimpulan dan saran– saran.
A. Kesimpulan.
1. Dapat
melaksanakan pengkajian dan menganalisa data dasar pada Ny”E” Dengan post
operasi kista ovarium.
2. Berdasarkan
data subjektif dari kasus Ny “E“ yaitu keluarga menyatakan Ny “E“ di operasi
pada tanggal 5 maret 2012, ibu mengeluh nyeri pada bekas operasi dan data
objektif yaitu keadaan ibu masih tampak lemah, ekspresi wajah ibu meringis saat
bergerak, tampak terpasang verban operasi, maka diagnose yang ditegakkan yaitu
post operasi kista ovarium hari 1, nyeri daerah bekas operasi dan potensial
terjadi infeksi.
3. Menganalisa
dan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnose/masalah potensial
terjadinya infeksi pada Ny”E” Dengan post operasi kista ovarium
4. Tidak
adanya data penunjang untuk melakukan kolaborasi.
5. Merencanakan
tindakan Asuhan kebidanan pada Ny”E”yaitu observasi tanda-tanda vital,
penatalaksanaan pemberian cairan perinfus, penatalaksanaan pemberian
antibiotic, analgesic dan vitamin , observasi kandung kemih, jelaskan penyebab
nyeri, anjurkan ibu istirahat yang cukup, anjurkan ibu untuk mobilisasi dina,
dan beri penjelasan tentang personal hygiene.
6. Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny”E”
dari hari I s/d hari III yaitu
pada tanggal 6 s/d 8 maret 2012 maka di dapatkan hasil yaitu keadaan Ny”E”
mulai membaik verban pada luka operasi sudah diganti, infuse telah di aff,
kateter telah di aff, luka operasi sudah mulai kering dan sudah di perbolehkan
pulang ke rumah.
7. Pada
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “ E “ mulai dari pengkajian sampai
tahap akhir tidak ditemukan adanya tambatan oleh karena adanya kerja sama
antara klien dan petugas kesehatan sehingga semua tindakan dapat terlaksana
dengan baik.
8. Pendokumtasian
sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses asuhan kebidanan,
karena hal ini merupakan bukti pertanggung jawaban bidan terhadap klien.
B.
Saran
1. Diperlukan
kerja sama antara anggota keluarga dan anggota kesehatan dalam mengatasi
masalah yang dihadapi klien , hal ini dapat dibina melalui komunikasi yang
baik.
2. Sebagai
petugas kesehatan khususnya seorang bidan , diharapkan senantiasa berupaya
untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang lebih professional.
3.
Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenanganya. Untuk itu manejemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan
untuk memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.
4.
Sebaiknya bidan meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan petugas kesehatan
lainya seperti dokter , perawat dan sesame bidan untuk meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan.
5.
Mendokumentasikan setiap tndakan yang dilakukan senagai pembuktian pertanggung
jawaban perugas kesehatan terhadap asuhan yang diberikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anomin, 2007. “Kenali
Faktor Resiko, Hindari Kanker Ovarium”.http:// www.republika.co.id.online, diakses 29 februari
2012
Anomin,2007.“Penderita Kista di Indonesia” (http://www.dharmais.co.id/news/content.php
Anonim,2008.”Waspadai Gangguan Siklus Haid”. (http://www.lampungpost.com.online. Diakses 1 maret
2012.
Corvin, E.J .2008.”Penyakit Kandungan”. Fitramaya,
Yogyakarta
Fizal
yatim, 2008”perawatan pasca bedah ” Ari
Sulistyawati,Yogyakarta
Johnson
R, 2008”perawatan pasca bedah” Ari
sulistyawati, Yogyakarta
Kusmiyati Y, dkk,
2009.”Ginekologi dan Obstetri”.Buku
Kedokteran EGC.Jakarta.
Lisa I.J,dkk. 2008. “Anatomi Umum”. Unhas,Makassar.
Lutan Delfi, Dr. 2009.” Sianopsis Obstetri”. Kedokteran EGC, Jakarta.
Nugroho, T 2012”Ginekologi”Nuha medika,Yogyakarta
Prawihardjo
S, 2010.”Ilmu Kebidanan”.Yayasan Bina
Pustaka,Jakarta.
“Pencatatan
dan pelaporan” 2011, RSUD Labuang Baji Makassar.
Sediaoetama,
A.D,2007,”Ilmu Gizi”Dian Rakyat,
Jakarta
.Simatupang,
E.J. 2008, “penerapan unsure-unsur manejemen”
\Buku Awan Indah. Jakarta.
Sumara.2008.”Konsep
Kebidanan”.Kedokteran EGC.Yogyakarta
Varney,H.2007.”Ilmu
Kebidanan Fisiologi”.Wildan dan Hidayat.Jakarta
Wiknjosastro
H,dkk,2007.”Ilmu Kandungan”. Yayasan
Bina Pustaka. Jakarta
Yatim F,2008.”Penyakit
Kandungan”. Pustaka Pelopor.Jakarta
.
Lampiran 1.
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
1.
Topic :
Pencegahan infeksi post operasi
Sub
pokok bahasan : _
2.
Sasaran :
Klien Ny ”E”
3.
Tujuan :
a. Tujuan
umum :
Klien dapat memahami setelah diberi
penyuluhan
b. Tujuan
khusus :
1. Klien
dapat mengetahui pentingnya menjaga kesehatan
2. Klien
dapat mengetahui tanda-tanda infeksi
3. Klien
dapat mengetahui cata pencegahan infeksi
4. Klien
dapat prinsip-prinsip perawatan luka.
4.
Metode :
Ceramah dan diskusi
5.
Waktu :
Tanggal 11 Maret 2012
6.
Tempa :Di
ruang perawatan ginekologi Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji Makassar
7.
Pembimbing :
Bd ”O”
Diakses
tanggal 26 Maret 2012
PENCAGAHAN
INFEKSI
A. Pengertian
Infeksi
adalah adanya suatu organism pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai
suatu gejala klinis baik local maupun sistemik.
B.
Tanda-tanda
infeksi
1.
Kulit disekitar luka berwarnah merah
2.
Bengkak
3.
Suhu tubuh meningkat
4.
Nyeri
5.
Mengeluarkan bau tidak sedap
6.
Mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau
kehijauan, atau mengalami perdarahan .
C.
Cara
pencegahan infeksi
1.
Selalu menjaga kebersihan
2.
Rawat kulit di sekitar luka
3.
Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah merawat luka
4.
Menjaga agar pembalut / penutup selalu bersih
dan kering
5.
Hindari menggaruk luka
6.
Mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan seimbang
akan mempercepat penyembuhan luka.
D.
Prinsip-prinsip
perawatan luka.
1.
Menyangkut pembersihan / pencucian luka
kering tidak mengeluarkan cairan di bersihkan dengan tehnik swabbing yitu
ditekan dan digosok pelan-pelan menggunakan kasa steril atau kain bersih yang
dibasahi dengan air sterilatau NaCl 0,9%, sedangkan luka basah yaitu di semprot
lembut dengan air steril.
2.
Pemilihan balutan , balutan luka atau penutup
luka merupakan sarana vital untuk mengatur kelembaban kulit. Menyerap cairan
yang berlebih , mencegah infeksi dan membuang jaringan mati.
3. Tidak boleh membuat sebuah luka
menjadi luka baru (berdarah) lagi, karena itu berarti harus memulai perawatan
dari awal lagi. Juga, harus bisa mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan
yang berlebih, mengontrol perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri, dan
merawat kulit di sekitar luka.Yang penting diperhatikan dalam merawat luka
adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka, menjaga agar
pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering., mengkonsumsi makanan bergizi
tinggi dan seimbang akan mempercepat penyembuhan luka.
Lampiran 2.
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
1.
Topic :
Nutrisi
2.
Sasaran :Klien
Ny ”E”
3.
Tujuan
a. Tujuan
umum :
Klien dapat memahami setelah diberi penyuluhan
b. Tujuan
khusus :
1. Klien
dapat menjelaskan pengertian nutrisi
2. Klien
dapat menyebutkan macam-macam makanan seimbang
3. Klien
dapat mengerti kaitan antara nutrisi dengan proses penyembuhan luka
4. Klien
dapat mempersiapkan perawatan luka operasi
4. Medote : Ceramah dan diskusi
5. Waktu : Tanggal 11 Maret 2012
6.
Tempat :
Di ruang perawat ginekologi RSUD Labung baji Makassar
7. Pembimbing :Bd ”O”
8. Referensi : Sediaoetama, A.D,2007,”Ilmu Gizi”
NUTRISI
A. Pengertian
Nutrisi
adalah zat yang bermanfaat yang dibutuhkan oleh tubuh dimana zat tersebut di
peroleh dari makanan.
B. Unsure-unsur yang berkaitan dengan
Nutrisi
1. Menghasilkan
energi bagi fungsi organ, gerakan dan kerja fisik yaitu lemek, karbohidrat dan
protein.
2. Sebagai
bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan yaitu protein, lemak,
mineral, air dan karbohidrat.
3. Sebagai
perlindungan yaitu vitamin, mineral, protein dan lemak digunakan sebagai daya
tahan tubuh terhadap penyakit.
4. Air
sebagai pengatur tubuh.
C. Makanan seimbang
Makanan seimbang
yaitu makanan yang mengandung unsure-unsurnutrisi. Menu makanan seimbang
terdiri dari:
1. Makanan
pokok yaitu nasi, jagung, dan sagu.
2. Lauk-pauk
yaitu ikan, telur, daging, tahu dan tempe
3. Sayur-mayur
yaitu bayam, wortel, dan kangkung
4. Buah-buahan
yaitu buah segar seperti pisang, papaya, dan jeruk.
5. Susu
dan air putih.
D. Hubungan
Antara Nutrisi Dengan Proses Penyembuhan
Luka.
Nutrisi berperang penting dalam tubuh kita.
Salah satu unsure nutrisi yang berperan dalam proses penyembuhan luka yaitu
protein dan vitamin yang berfungsi sebagai pembentukan jaringan baru di dalam
proses penyembuhaan luka dan menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Unsure-unsur yang penting yaitu protein, lemak, vitamin dan karbohidrat yang
baik untuk di konsumsi. Contoh makanan-makanan yang mengandung unsure tersebut
adalah: karbahidrat seperti nasi, jagung, singkong, protein seperti ikan,
daging, telur, tempedan tahu, lemak sepertikacang-kacangan dan buah-bauhan.
(Sediaoetema,A.D,2008,”Ilmu Gizi”)
GAMBAR
MAKANA BERNUTRISI
Gambar : contoh makanan sesuai Gizi
seimbang.
Sumber
: Ilmi Gizi
FOTO
PENDONUMENTASIAN DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Rumah
sakit tampak dari depan. Ruangan
Kebidanan
Anamnese pasien Anamnese
Melakukan
Penyuluhan Ny”E” sedang istirahat
PokerStars - Gaming & Slots at Aprcasino
ردحذفJoin the fun at Aprcasino and play ventureberg.com/ the best of kadangpintar the best PokerStars 나비효과 casino games including Slots, Blackjack, Roulette, apr casino Video Poker and 출장안마 more!